Mencari Nilai Filosofi di Alam Bebas
Posted by dedenia72 on September 8, 2009
Alam bebas yang luas, indah, bahkan mematikan ini tidak diciptakan sia-sia oleh Allah SWT. Perkembangan peradaban manusia diawali dengan interaksi langsung dengan alam, baik secara fisik ataupun spiritual. Jika kita mau merunut ke belakang, manusia purba mengawali hidup di jaman batu dengan hanya bergantung dari alam. Semua peralatan hidup mereka berasal dari alam. Kapak batu, perahu, sampai membuat api. Bahkan dulu nenek moyang kita memuja batu dan alam. Ini adalah tanda bagaimana mereka sangat bergantung dari alam.
Dalam dunia modern, kegiatan hiking, camping, caving, atau jenis kegiatan bernuansa alam lainnya dijadikan sebagai sarana pelepas stress. Dalam jurnal Psikologi yang ditulis oleh O’ Brien dan Bowling disebutkan bahwa kepuasan yang dihasilkan dari kegiatan alam bebas secara psikologis akan mempengaruhi cara berpikir dan bertindak seseorang. Ini adalah beberapa kisah tentang beberapa penggelut alam bebas .
Seorang Amerika dan tiga orang Selandia Baru merencanakan sebuah petualangan besar menyeberangi lautan Pasifik dengan menggunakan kapal kecil semi tradisional bernama “Rose Noelec” tanpa dilengkapi peralatan komunikasi modern. Artinya, mereka hanya membawa peralatan navigasi dan komunikasi sederhana dan selebihnya adalah insting! Mereka bertolak dari Selandia Baru menuju Tonga dengan rencana perjalanan sekitar 3-4 minggu. Mereka dinyatakan hilang setelah tidak juga muncul pada tanggal seharusnya mereka sampai di finish. Ternyata dalam perjalanan, mereka dihadang badai dan ombak besar sehingga mereka terdampar selama 132 hari (4,5 bulan) di kepulauan karang Great Barrier Reef. Selama itu mereka hanya mendapatkan air tawar dari menampung air hujan yang kadang-kadang turun. Dua bulan pertama mereka masih bisa tahan dengan jumlah bekal makanan yang mereka bawa tetapi selebihnya hanya mengandalkan hasil tangkapan yang seadanya. Dalam derita seberat itu, menurut mereka, bukan perasaan lapar dan haus yang paling membebani tetapi memprtahankan semangat untuk hiduplah yang benar-benar membuatmereka tersiksa. Kunci keberhasilan mereka bertahan hidup hanya berdasarkan pelajaran how to survive the spirit of live dari sekeliling mereka saat itu. Setelah masa trauma dari petualangan dramatik itu berhasil dilewati oleh mereka, mereka menuliskan petualangannya dalam sebuah buku yang kemudian menjadi best seller dan mereka juga sukses menerapkan manajemen ‘alam bebas’ untuk perusahaan konsultan pelayaran yang mereka dirikan.
Dr. Junichiro Itani, seorang ahli primata dari Jepang sedang mengadakan ekspedisi ilmiah tentang primata di pedalaman Rep. Congo (hutan tropis terluas kedua di dunia). Satu waktu beliau mengamati kebiasaan hidup salah satu suku terasing dalam hal berburu zebra (makanan kebesaran suku ini). Mereka berkelompok sesuai kedekatan garis ikatan darahnya. Begitu satu kelompok berhasil melumpuhkan satu buruan, saat itulah semua kelompok berhenti berburu dan pulang sambil bersorak gembira. Metoda dan situasi perburuan saat itu sebenarnya sangat memungkinkan untuk mendapatkan lebih dari satu zebra. Ritual perburuan diakhiri dengan pembagian hasil dengan tata cara bahwa kelompok yang berhasil, mendapatkan bagian yang paling banyak dan sisanya dibagikan ke semua kelompok dengan porsi yang berbeda sesuai kedekatan/garis ikatan darah. Saat Itani menanyakan kepada kelompok yang mendapatkan bagian kecil tentang kenapa mereka tidak melanjutkan perburuan sampai mendapatkan juga, mereka menjawab ‘Porsi kami memang kecil, tetapi semua itu cukup sampai perburuan selanjutnya dilaksanakan. Mungkin pada kesempatan lain keberuntungan ini akan berbalik dan berpihak kepada pada kelompok kami.’
Satu jawaban yang sangat indah dan mungkin tidak akan pernah ditemukan lagi di jaman sekarang ini. Kepatuhan pada hukum adat dan kebersamaan mereka begitu mengagumkan. Bahkan Itani menyimpulkan bahwa penduduk primitif ternyata sangat bijak mengikuti alur hukum rimba yang dalam beberapa aspek bahkan lebih maju dibandingkan tatanan yang ada di kehidupan modern. Satu landasan hukum dasar yang bahkan sangat ditaati oleh komunitas simpanse. ( Kazuo Inamori, Kegairahan Mencapai Sukses).
Dari dua kisah diatas, dapat ditarik nilai filosofis dari kegiatan alam bebas. Pertama, di alam bebas bisa didapatkan nilai-nilai luhur yang masih convertible diterapkan di era modern. Kedua, bangsa dari Negara maju ternyata lebih cerdik untuk belajar kembali ke alam untuk kenyamanan hidupnya. Kazuo Inamori, pengarang buku Kegairahan Mencapai Sukses, adalah salah seorang pengusaha tersukses di Jepang (Pemilik Kyocera Corp. dan Nippon Irridium) dimana konsep hidup dan manajemen perusahaannya lebih banyak lahir dari hal sederhana yang dia alami dan amati saat berinteraksi dengan alam bebas.
Dari pengalaman menarik di atas, bisa didapat pelajaran bahwa ketekunan menggeluti kegiatan alam bebas seharusnya bisa membentuk kita lebih kreatif dalam menyikapi berbagai hal, utamanya kesulitan hidup. Selain itu juga membuat manusia menjadi lebih capable to survive.
SALAM RIMBA RAYA LESTARI
Batavusqu said
Salam Takjim
Keberadaan alam yang berbeda warna memang disajikan dan disesuaikan dengan yang menetapinya, jika bergeser ketempat lain kan ditemukan keajaiban-keajaiban baru. Jika ia kuat ia bertahan jika ia lemah alam yang akan melumatnya. Alam laksana api dapat jadi kawan dapat jadi lawan, persembahan alam dari seorang rimba patut kita renungkan terima kasih rimba raya lestari yang sudah memposting sebagian kecil kekuasaan Illahi, semoga menjadi bermanfaat bagi orang-orang yang berpikir
Salam Takjim Batavusqu
Pakde Cholik said
Alam bebas sesungguhnya juga merupakan universitas terbuka yang terdiri banyak Fakultas didalamnya. Silahkan sebutkan satu atau dua, pasti alam akan menjawabnya. Misalnya kita menyebut ‘ Fakultas Kedokteran “, alam akan menjawab dengan Toga ( Tanaman Obat keluarga).
Sebagai khalifah dimuka bumi selayaknya kita menjaga bumi dan isinya, bukan malah merusakkannya demi nafsu sesaat.
Kehausan bisa menimbulkam akibat yang mengerikan, namun mengapa manusia asyik membabat hutan ? Jika tak ada air lagi, dan kita kehausan, maka air sesendok bisa menimbulkan perang dan bunuh-bunuhan.
Salam hangat dari Surabaya
Afif said
Trims sdh berkunjung.. slm kenal ya 🙂
kreatips said
ummm … jadi pengen ekspedisi,
mengamati kejadian-kejadian alam ,dan mempelajari kehidupan didalamnya
Rossa said
dan..
mengikuti kegiatan bebas memberikan pencerahan pada kita bahwa ini semua hanyalah titipan. 🙂
dedenia72 said
@batavusqu: terima kasih pak atas komentarnya..
@pakde: fakultas pertanian maka alam akan menjawab dengan segala bentuk dan cara menanam tanam2an yang bisa dimakan atau berguna bagi manusia..
@afif: makasih juga..:)
@rossa: betul..betul..
@ all: salam rimba raya lestari..
KangBoed said
Link sudah di ADDS mBake yaaaaaaa.. ma kasih
salam sayang
Babesajabu said
Makasih ya, KangBoed…Wakakakakakakkkkk….
dedenia72 said
saya juga ikut makasih lhoooo…hehehehe
dua orang terkenal sudah merelakan waktu buat saling berbincang di kolom komentar saya..hehehehe
salam rimba raya lestari..
KangBoed said
SALAM CINTA DAMAI DAN KASIH SAYANG ‘TUK SAHABATKU TERSAYANG
I LOVE YOU PHUUUUUUULLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLL
Abula said
Alam bebas seperti kata pakde, adalah sekolah kehidupan bagi saya … bahkan saya menamakannya “universitas alam dunya” …
Salam Hangat Selalu dari AbulaMedia.com
kucingkeren said
alam bebas adalah guru dari sang maha guru.. sayang banyak yang tersia-sia
Babesajabu said
Betulllll….
dedenia72 said
betul..betul itu..
maka sudah sewajibnya kita jaga..
salam rimba raya lestari
Yep said
He…he…jujur aku mumet nih mau komennya 😆
ZonS said
kenapa bozz? kalo puyeng istirahat dulu aja 😆
.
dedenia72 said
wah tulisan saya terlalu njlimet ya gan?
maaf, baru belajar nulis..hehehe
bener kata om Zons, kalo puyeng istirahat dulu aja..
ZonS said
sy suka alam bebas, seger… 😀
dulu senang naek gunung, camping, dlsb
sekarang udah ga kuat, gara2 keseringan di depan komputer ‘kali ya 😛
.
dedenia72 said
saya juga udah terasa capek sekarang kalo naek gunung..tapi tetap diagendakan setidaknya setiap 1 tahun 3 kali naik gunung sambil ngecek kondisi hutan kita..hehehe
salam rimba raya lestari..
nakjaDimande said
waahh rumahnya dedenia sejuk yaa.. banyak ilmu tentang Alam.. hebat..!!!
dedenia72 said
alhamdulillah..
segini mampunya, juragan..hehehe
insya Allah akan semakin banyak “hiasan” alam di rumah ini..
salam rimba raya lestari..
Babesajabu said
Wah, makin mantap aja nih tulisannya….
Babesajabu said
Alam bebas seringkali di manfaatkan oleh orang2 yang tidak bertanggung jawab untuk mengambil dan mengeruk keuntungan….
dedenia72 said
wah, pujian yang sangat membanggakan..hehehe
didoakan saja bisa meningkat kualitas tulisannya..amin
salam rimba raya lestari..
Iklan Gratis said
Alam bebas sebenernya sudah bisa memenuhi semua kebutuhan manusia.
semua yang dibutuhkan manusia untuk bertahan hidup sudah disediakan di alam bebas,
tapi manusia selalu mencari jalan yang lebih mudah dan lebih ringkas, dan semua pasti ada resiko.
Mengembalikan Jati Diri Bangsa
dedenia72 said
dan resiko kembali kepada manusia juga..
mari hidup bersembang dengan alam..
salam rimba raya lestari..
Etika Berpetualang di Alam Bebas « Beweis von Liebe Unsere said
[…] Mencari Nilai Filosofi di Alam Bebas […]