Etika Berpetualang di Alam Bebas

Berpetualang di alam bebas memang bisa memberikan pelajaran kehidupan yang berharga bagi kita (baca : Mencari Nilai Filosofi di Alam Bebas). Tapi tidak lantas berpetualang di alam bebas itu tanpa aturan. Sering saya, mungkin anda juga, melihat coretan-coretan seperti Tono love Tini Forever, Smunda was here, atau MAPALA Vespa yang kerap tertulis di batu-batu, pepohonan, terpampang di plat-plat di tempat-tempat wisata alam atau puncak gunung. Belum lagi bungkus permen, makanan, mie, trash bag, dan sampah-sampah lain yang berceceran dimana-mana.
Tindakan Vandalisme dengan tujuan apapun (kenang-kenangan, pamer, dst), tidak

Di Balik Makna Salam Rimba Raya Lestari

Mengapa di akhir komentar saya selalu saya tulis Salam Rimba Raya Lestari?
Pada awalnya, saya memperhatikan Kang Boed. Dalam setiap komentar yang beliau tulis selalu disebutkan SALAM CINTA DAMAI DAN KASIH SAYANG ‘TUK SAHABATKU TERSAYANG….I LOVE YOU PHUUUUUUULLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLL. Kemudian saya berpikir, mengapa saya tidak menciptakan salam yang khas juga agar setiap sahabat yang saya kunjungi ‘merasakan’ kehadiran saya. Hehehe. Setelah berpikir lama akhirnya saya terpikir untuk memilih Salam Rimba Raya Lestari sebagai branded saya.
Kata Salam Rimba Raya Lestari tentu

Mencari Nilai Filosofi di Alam Bebas

Alam bebas yang luas, indah, bahkan mematikan ini tidak diciptakan sia-sia oleh Allah SWT. Perkembangan peradaban manusia diawali dengan interaksi langsung dengan alam, baik secara fisik ataupun spiritual. Jika kita mau merunut ke belakang, manusia purba mengawali hidup di jaman batu dengan hanya bergantung dari alam. Semua peralatan hidup mereka berasal dari alam. Kapak batu, perahu, sampai membuat api. Bahkan dulu nenek moyang kita memuja batu dan alam. Ini adalah tanda